U-Kiss Story “From in the past…” (Full Edition Story)
Hari ini asrama tampak lebih lenggang dari biasanya. Kemarin Alexander dan Kimbum pergi dengan membawa barang-barangnya. Lalu beberapa jam kemudian, AJ dan Hoon datang. Mereka member baru kami. Aku tahu, banyak KissMe yang meninggalkan pesan di Twitter, Me2Day, Cyworld, bahkan diantara mereka, ada yang menitipkan surat dan kertas berisi tanda-tangan ketidaksetujuannya terhadap keluarnya Xander dan Kimbum.
“umhh~… Hyung, buatkan aku telur dadar.” Pinta si Makne pada Kevin.
“ne~…” jawabnya dengan nada centil.
Soohyun duduk disampingku. “waeyo?” dia mengusap-usap matanya,”tidak terlihat seperti kau. Kenapa kau membaca buku?”
“Anieyo~…” jawabku pendek. Aku merindukan para Hyung itu.
“Hyung, ayo kita latihan. Aku ingin terlihat sedikit six-pack.” Kiseop mengelus perutnya.
Soohyun menarik buku yang ku pegang dan membolak-balikkannya. “ah~… aku malas sekali. Kau pergi saja dengan dia.” Menyenggol lenganku,”hari ini aku ingin di rumah. Membalas beberapa komentar fans sepertinya lebih seru. Oh~ Annyeong!”
AJ dan Hoon baru saja bangun. Mereka membungkuk setelah Hyung menyapanya. “kalian mau makan apa? Aku akan memasakkannya untuk kalian.” Kevin keluar dapur dengan celemeknya.
“apa saja.” AJ mengangguki kata-kata Hoon.
“Hyung. Bisa ajarkan aku membalik telur? Aku rasa telurnya hampir terhangus.” Dongho menarik-narik celemek Kevin.
Kevin dan Dongho berlari kearah dapur. “wooohooo~… ah~… telurnya gosong.”
“aku mau keluar.” Aku pun bangkit dan bergegas mengambil mantelku untuk berjalan-jalan.
Aku melihatnya ditaman duduk sendirian. Dia memakai penutup hidung dan juga topi rajutan warna abu-abu. Aku yakin itu biasku. Eli! Tapi kenapa dia sendirian? Benarkah itu dia? Sebelumnya, aku belum pernah bertemu artis secara kebetulan. Terakhir kali, aku meneriaki laki-laki yang aku kira Cheon Dung – Mblaq tapi rupanya bukan. “excuse me?” itu katanya dan dia seorang blasteran Korea-Eropa. Aku malu sekali. Sekarang apa yang harus aku lakukan?
“Hyejin, kesempatan tidak datang dua kali. Kalau kau salah orang kau bilang saja, akhir-akhir ini kau setres karena diputuskan oleh pacarmu.” Kataku dalam hati,”baik! Hyejin, Hwaiting!!!”
Yang perlu aku lakukan adalah berpura-pura olahraga dengan berlari-lari kecil di depannya, lalu… “oh! Ya Tuhan! Eli Oppa! Oppa!!! Aku fans berat-mu” hehehe…
Ready! Go!
“hosh-hosh-hosh!”
Tunggu! Yah! Eli oppa, kenapa kau pergi. Hiyaaa!!
“hu… rencanaku gagal.” Sambil mengusap mataku,”dia pergi. Tunggu dulu. Kalau aku ikuti, aku akan tahu dimana tempat tinggalnya. Okey! Hyejin, Hwaiting!”
“Noona, kau gila ya?” sekelompok anak SMP menertawaiku.
Aku tidak peduli. Lihat saja. Kalau aku nanti benar-benar bertemu Eli oppa, lalu aku di jadikan kekasihnya, mereka akan menangis dan memohon. “Noona, pertemukan aku dengan Namja Chingu-mu… aku fans beratnya… aku akan mati besok jika tidak bertemu dengannya.” Lalu aku kan… Kekekeke~
***
Aku melihat Eli, maksudku orang yang ku kira Eli memasukkan passwordnya. Tapi, sepertinya aku bisa membaca tombol mana yang dia tekan. Kalau aku coba bagaimana? Tapi, mereka bisa saja mengiraku maling. “dia masuk!” orang itu berhasil masuk ke dalamnya.
Aku mendekati pintu itu dan menatap tombol-tombol itu. Aku ingin mencobanya, sekali saja.
Glek…
Ha~
Tit! Ceklek…
“Hahahahah… ha?”
“eh?” Aku membatu,”annyeong~… eh~ hehehe”
“apa
yang kau lakukan disini?” tanya AJ. Ternyata mereka berdua saling kenal.
“eh!
Kau rupanya. Kenapa kau ada di markas U-Kiss? Pasti kau mau berbuat yang
tidak-tidak kan?” gadis itu mengeluarkan sapu tangan pink dan mengibas-kibaskan
ke arah AJ,”ini.. rasakan kekuatanku! Ha~!”
AJ
menepuk keningnya.”kau membuatku malu, Hyejin.”
Seorang
anggota U-Kiss yang baru, Hoon keluar untuk melihat siapa itu. Hyejin terdiam
menatapnya. “Hyejin, kenapa kau disini?” Hoon bertanya.
Tapi,
gadis itu tidak menjawabnya dan hanya menatapnya.
“kalian
mengenalnya?” tanya Kiseop bingung.
Hoon
mengangguk,”dia teman kami SMP dulu.”
“apa?
Teman?” Hyejin menyambung,”aku bukan temanmu.” Dia pun berlari keluar
apartemen. Anggota U-Kiss terkejut dengan ekspresi Hyejin yang sepertinya
memendam perasaan aneh di dalam hatinya.
AJ berlari mengejarnya dan
mendapatinya duduk di anak tangga dekat lift. “kau ini bodoh ya?” AJ menyenggol
lengannya dan kemudian duduk di sampingnya.
“apa yang sedang kalian lakukan?”
ia bertanya dengan nada pelan.
“aku dan Hoon? Kami member baru
U-Kiss. Kau tidak tahu?” tanyanya tidak percaya.
Hyejin menggelengkan kepalanya.
“kalau begitu sampaikan salamku untuk semuanya kecuali Hoon. Ha~ aku merasa
bodoh sekali hari ini. Aku pulang ya?”
Hyejin berjalan ke arah lift. “kau
masih marah pada Hoon? Itukan sudah lama sekali.” Hyejin mengomentari AJ hanya
dengan tatapan tidak suka,”um.. baik-baik. Tidak apa-apa. Hati-hati di jalan.”
“ne~…”
Hyejin melambaikan tangannya.
***
“HIYAAAA~~!!!” Soohyun berteriak
tepat di telinga Dongho saat memenangkan satu gol dari permainan Wii-nya dengan
Dongho.
“aish~… hyung, kau merusak
telingaku.” Cicit Dongho.
Kevin, ELi dan Kiseop hanya tertawa
dari kursi penonton sambil menikmati keripik dan soda. Disisi yang lain, Hoon
mengutak-atik ponselnya melihat beberapa foto yang diambil sudah lama sekali.
Sekitar 6 tahun yang lalu. “bukankah itu gadis yang tadi datang?” Kiseop muncul
entah darimana dan menarik ponsel Hoon,”dia manis. Dia pacarmu?”
Kevin mendekat dan duduk di
dekatnya juga,”ceritakan kami tentang dia. Kenapa ekspresinya begitu padamu?”
“dia temanku dan AJ saat SMP dulu.
Hyejin sangat baik, dia pandai memasak dan juga dia bisa bermain piano dengan
sangat baik. Lalu, aku menyukainya. Kami berpacaran tapi tidak lama karena saat
itu aku harus bersiap-siap untuk menjadi entertainer sejati, jadi aku
memutuskannya. Dia marah dan benci sekali padaku. Aku juga tahu, caraku saja
yang salah saat memutuskannya.” Kata Hoon panjang lebar.
“Jinja? Memangnya apa yang kau
katakan?” Kiseop tampak antusias.
“aku bilang AJ lebih baik dari aku
dan juga aku harus merancang masa depanku sendiri. Ah~..” Hoon menghela
nafasnya,”yang lebih bodoh lagi, aku mau menemani Kang Cherry makan diluar dan
Hyejin jadi salah paham. Dia bilang, aku memutuskannya hanya untuk berpacaran
dengan Kang Cherry, gadis tercantik di Sekolah kami. Sejak saat itu aku merasa
diriku tidak baik, aku tidak pernah serius dengan gadis manapun.”
Kevin menganggung-anggungkan
kepalanya,”tapi… apa aku menyukainya?”
Hoon hanya tersenyum.
“OH!” Seru Eli tiba-tiba dan
mengagetkan Soohyun,” Aku ingat! Dia kan orang yang mengikutiku dari taman saat
aku keluar tadi.
“GOOOAAAALLL!!!” Dongho berteriak
dan menari-nari.
“hiya! Kenapa kau berteriak
tiba-tiba?” Soohyun menimpakan badannya pada Eli,”ini rasakan-rasakan.”
“serangan mauuuuutt!!!” Eli
menggelitiki Soohyun. Si Maknae dengan bahagia menertawai Soohyun yang
kegelian.
Kiseop mendekat dan melihat Soohyun
hampir mati tertawa karena kegelian,”hiya, Eli dia kan hyung-mu…” namun, wajah
Soohyun terlalu lucu saat kegelian dan Kiseop pun akhirnya tertawa
juga,”hahaha~… hyung wajahmu hahaha~..”
***
Hari ini hujan turun dengan sangat
deras. Manajer Hyung tidak juga menjemput mereka seusai latihan tadi. Sudah
hampir 3 jam, mereka menunggu namun Hyung tidak juga datang. “ayo cepat masuk,
disini lebih hangat sepertinya.” Ajak Kiseop.
Mereka masuk kesebuah kedai kopi
yang sangat sepi walaupun letaknya sangat strategis. Banyak benda-benda
berbentuk piano, not balok , atau benda-benda berbau musik lainnya. AJ melirik
ke arah Hoon yang sepertinya mengenal tempat ini. “Cream Coffee’s Shop,
sepertinya itu namanya.” Kevin menunjuk ke papan kayu di dekat kasir.
“ini bel ya?” Donghoo menekannya.
¯cream
coffee’s shop ¯
la~ la~ la ¯
welcome! Y ¯
“ne~… selamat datang! Ada yang
bi(…) “, Hyejin keluar untuk menyapa pelanggannya, namun belum selesai ia
menyapa, kata-katanya terhenti.
“annyeong, nonna!” Donghoo
melambaikan tangannya.
“ini kedaimu?” tanya Eli.
Hyejin mengalihkan pandangannya
dari Hoon ke Eli,” eh~? Oh… ne~… ini turun temurun. Hanya saja kedai kami sudah
kalah saing jadi agak sepi. Mau pesan apa?”
“kau punya Hot Chocolate?” Kevin
menyebutkannya dengan native Inggrisnya.
“tentu!” Hyejin menyatatnya.
Soohyun membolak-balik daftar menu
di meja kasir,”ah! Aku mau ini! Carrabian Coffee.”
“Hot Chocolate!” seru Kiseop dan
Donghoo bersamaan.
“Original Coffee dan jangan terlalu
panas.” Kata Eli.
“kau tahu aku suka apa kan?” AJ
mengerlingkan matanya dan bergabung ke meja bersama yang lain.
Hanya tinggal Hoon yang belum
memesan bahkan berkata sepatah kata pun di kedai ini. Hyejin menelan
ludahnya,”mau pesan apa?”
“aku…” Hoon membeku,”apa saja.”
Hyejin mengangguk dan mulai membuat
kopi. Hoon perlahan berjalan menjauhi meja kasir dengan wajah yang tidak enak.
Semua member melihatnya.
“kau tidak apa-apa?” tanya Eli
sambil memegang bahunya.
Setelah beberapa menit, Hyejin
datang membawakan kopi. Dia menyajikannya satu per satu.
PRAAAAAANNKKK…
Ia menjatuhkan cangkir Hoon yang
airnya terlalu panas dan karena terlalu gugup, ia malah megang badan
cangkirnya.
“oh~… maaf, biar aku bereskan.”
Hyejin mengambil pecahannya,”Ah~..”
Hoon menarik tangan Hyejin,”kau ini
bagaimana? Cangkirnya kan panas.”
Hyejin hanya menundukkan tangannya.
Hoon sekali lagi menelan ludahnya.
“eh~, Hyung… aku rasa kau harus
segera mengobatinya.” Donghoo mengayun-ayunkan telunjuknya.
Hoon terbangun dari lamunannya.
“biar aku ambil kotak obatnya.” Seperti sudah mengenal tempat itu, dengan mudah
ia menemukan kotak medis dengan cepat,”ulurkan tanganmu.”
Wajah Hyejin merona merah. Hoon
dengan berhati-hati mengobati lukanya. Para member berbisik-bisik sambil
tersenyum geli. Soohyun yang paling tidak bisa menjaga ekspresinya, dia
menepuk-nepuk pundak Kiseop. Eli lah satu-satu orang yang menyuruh para member
untuk menjaga sikapnya,”hyung~…” dia mengingatkan.
“kau seperti Manajer Hyung saja.”
protes Soohyun.
“melihat Hoon-ssi seperti itu aku
jadi ingin merasakan hal yang ia rasakan?” ucap Kevin sambil masih melihat
Hoon.
Eli menoleh,”benarkah kau tidak
pernah?”
“what? I can’t speak Korean. Can you repeat once again?” Kevin
meresponnya dengan bahasa Inggris, Eli terkekeh sambil menggelitikinya.
Hoon pun berjalan mendekat.
“kau sudah selesai?” AJ melirik ke
arah Hyejin yang masuk ke suatu pintu tanpa melihat para member.
Hoon mengangguk setengah tersenyum
***
Hujan mulai reda. Diluar juga tidak
seberapa dingin lagi tapi para member masih saja bercanda. Hoon beberapa kali
melihat pintu putih dengan gambar piano klasik itu, berharap kalau saja Hyejin
keluar dari sana. Sejak tadi, Hyejin tidak keluar dari situ sekedar menyapa
atau berkata sesuatu. Hoon ingin melihatnya sekali lagi.
“aku rasa itu tadi mobil hyung.”
Kata Eli sambil melihat keluar.
“oh! Iya! Itu mobilnya!” Kevin
menunjuk mobil hitam yang mulai hilang dari pandangan.
“ayo kita kembali ke tempat
latihan.” Kata Kiseop.
“ayo kita kembali ke tempat
latihan.” Copy Donghoo.
Kiseop mengapit Donghoo,”coba
ulangi lagi, kau akan tamat.”
“coba ulangi lagi, kau akan tamat.”
Copy Donghoo lagi.
“KAU!” kata Kiseop sambil menggirik
kepala Donghoo.
“KAU!” copy-nya.
Eli melihat ke meja kasir. Namun
Hyejin tidak ada disana. “apa kita membayar langsung pada mesinnya?” tanyanya
polos.
AJ mendekat ke pintu putih
itu,”Hyejin, kau disana? Kami akan pergi, bagaimana cara kami membayarnya?
Hyejin~! Hyejin?” sambil mengetuk-ngetuk pintu.
Tidak ada jawaban. Member yang lain
juga membantu AJ memanggilnya, namun dia juga tidak menjawab. Hoon tidak
memanggilnya, dia tidak berani. Dibalik pintu, Hyejin mendekatkan telinganya di
pintu. Mendengar kalau-kalau Hoon memanggilnya, sayang… tidak ada suara Hoon
sama sekali. Hyejin menyandarkan tubuhnya di pintu, memegang erat ponselnya.
“kenapa aku memikirkannya?” layar ponselnya menunjukan sebuah
nama,’HooNey’,”pasti nomornya sudah ganti.”
“kita tinggalkan saja uangnya di
meja kasir.” Usul Soohyun sambil mengeluarkan lembaran Won-nya.
“berapa harganya?” tanya Eli.
Kevin mencari papan harga, tapi
tidak juga ketemu.
“W20.000 bagaimana?” Kiseop
menunjukkan lembaran won-nya.
“tidak masalah. Aku dapat kartu
namanya, kalau kurang kan bisa dihubungi.” AJ menunjukkan kartu nama yang ia
dapat di dekat etalase kue kering.
“baik. Ayo pergi.”
Satu per satu member meninggalkan
kedai. Hoon berbalik sebentar dan melihat ke arah pintunya.
“Hyung, aku duluan ya.” Kata
Donghoo.
“tunggu, aku minta bungkus permen
karet-mu.” Kata Hoon.
“buat apa?” Donghoo mengeluarkan
permen karet baru,”sudah ku buang. Ini untukmu. Aku duluan ya.”
Hoon mengunyah permen karet itu dan
menulis kan sesuatu di kertasnya lalu di tinggalkan di meja kasir begitu saja.
“Hyejin..”
***
“kalian duluan saja. Aku masih ingin lari beberapa putaran lagi.” ujar Hoon pada member.
“kalian duluan saja. Aku masih ingin lari beberapa putaran lagi.” ujar Hoon pada member.
“benarkah? Baiklah, kami akan
pulang.” Soohyun melambaikan tangannya,”ayo kita lomba lari. 2 orang terakhir
harus menyiapkan sarapan. Siap! Yak~!”
Para member lari dengan sekuat
tenaga. Donghoo menarik kaos Kevin hingga ia hampir jatuh. “hiya~!”
Dengan tenang, Hoon menanti Hyejin.
Jam ditangannya menunjukkan sudah hampir jam 9. Dia sudah menunggu hampir 2 jam
di sini. Layar di ponselnya memutar sebuah video lama saat Hyejin ikut lomba
bermain piano. “kenapa belum datang juga?” Hoon berbicara sendiri.
Dari pohon ke lima tempat Hoon
berdiri menunggu Hoon, Hyejin sudah datang hanya saja dia tidak berani
mendekat. Ditangannya terdapat bungkus permen karet dari Hoon. Menggenggamnya
dengan sangat kuat dan menahan perasaannya pada Hoon.
Hyejin, ini Hoon.
Temui aku di taman setelah lari
pagi besok.
Aku mohon Hoon
Melihat Hoon berjalan mondar-mandir
resah menunggunya, Hyejin jadi senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba saja ponselnya
berbunyi, sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal.
“aish~ yang benar saja.” Hyejin
membuka flip ponselnya,”wae~?! Kau mau menipuku lagi. hiya! Dengar ya, aku
tidak pernah punya hutang pada siapa pun. Katakan itu pada bosmu atau
kulaporkan kau pada polisi!”
“hutang? Kau kira aku rentenir?”
jawab seorang pria di seberang.
Eh? Hyejin bingung. “lalu kau
siapa? Pasti kau hanya beralasan saja.”
“aku Hoon. Kau sudah ada di Taman?”
Hoon rupanya.
Hyejin menoleh ke arah Hoon. Dia
memang sedang berbicara di ponselnya. ‘oh~ aduh… bagaimana ini?’ tanyanya dalam
hati. “taman? Oh~… maaf ya, Hoon aku sedang ada acara. Aku sedang ada di… rumah
nenekku. Sudah ya ak..”
“bukan kah nenek-mu sudah tidak ada
sejak kau SD?” Hoon bertanya sebelum Hyejin sempat menutup teleponnya.
“oh~ itu… aku…”
“kenapa kau tidak bilang kau sudah
sampai?” suara Hoon terdengar lebih dekat.
“siapa yang bilang? Dengar Hoon,
aku tidak mau lagi menganggumu meraih mimpimu. Hiduplah sebagai artis dan aku
akan hidup seperti ini.” Hyejin masih berbicara di ponselnya.
Hoon mendekatkan bibirnya di
telinga Hyejin,”begitukah? Tapi, aku ingin hidup bersama Hyejin.”
“Hoon, kau ini..” Hyejin
menoleh,”HOON!”
Hoon tersenyum padanya.
***
Angin di taman ini adalah yang
terbaik di Seoul. Dinginnya membuat semua orang nyaman. Daun-daun yang jatuh di
bawa angin menambah romansa manis di sini. Ada kolam air mancur di tengah taman
yang diameternya mencapai 10m. Banyak yang datang untuk berolahraga hari ini.
“jadi, apa Ayah dan Ibu baik-baik
saja?” Hoon menurunkan topinya untuk menutupi wajahnya dari keramaian.
Hyejin menundukkan kepalanya lalu
menatap Hoon hampa,”mereka sudah tidak ada lagi. Aku hanya tinggal bersama InYoung
dan Jan Kyung.”
“oh, aku minta maaf. Aku turut
berduka cita. Lalu, InYoung dan Jan Kyung…” Hoon takut bertanya.
“InYoung bekerja di kedai Bubur dan
Jan Kyung sekolah. Aku dan InYoung bekerja keras untuk membiayai sekolah Jan
Kyung dan mengembalikan uang yang dipinjam Ayah. Dan juga setidaknya, Jan Kyung
tidak boleh seperti aku dan InYoung.” Hyejin meniup daun di tangannya.
Hoon merasa bersalah karena tidak
mengetahui keadaan Hyejin. “ah~ begitu ya? Ayah-mu berhutang?”
Hyejin sadar. Dia mengatakan yang
seharusnya Hoon tidak butuh untuk tahu. “apa? Apa aku tadi mengatakan begitu?
Ah~” mengelus poninya sendiri,”ahahaha~ bukan. Kau salah dengar. Aku bilang,
mau mengembalikan uang Yuna, teman InYoung. Tidak banyak koq. Ahahaha~…”
“benarkah? Tapi kalau kau mau, aku
bisa membantumu. Aku kan suda-“
Penjelasan Hoon terpotong. “aku
tidak butuh bantuanmu. Itu uangmu, pakai saja untukmu. Aku dan InYoung akan
bisa mencari uang untuk kami sendiri. Aku permisi.”
“Kim Hyejin!” Hoon mencegahnya
pergi. Lengan Hyejin tertanggak oleh tangan Hoon. Hyejin saat ini tidak bisa
menatap Hoon. Wajahnya terlalu merah untuk menatap Hoon. “dengar aku.” Hoon
memulai kata-katanya dengan nada lembut,”aku tidak peduli kau masih marah atau
apa saja itu. lakukan saja. Tapi, aku mau kau berjanji. Kalau kau sedang
mengalami kesusahan, kau harus memberitahuku. Anggap aku- em… Anggap aku
saudaramu dan InYoung juga Jan Kyung adalah adikku. Kau mau?”
Hyejin diam. Tidak bisa menjawab
karena otaknya lumpuh.
Hoon menjabat tangan Hyejin,”aku
anggap, kau setuju. Baiklah, kalau begitu aku juga harus pergi. Member
menungguku. Sampai jum-“
“oh~! Eoonniie!!!” tampak seorang
gadis dengan rambut panjang terurai berlari ke arah Hyejin,”oh~? Kau kenapa?
Kenapa wajahmu merah sekali? Kau sakit? Oh~!” gadis itu melihat ke arah Hoon.
Menatapnya dengan seksama,”Hoonnim ssi! Annyeong~! Kau tidak mengingatku?”
Dia berusaha berfikir. Sekilas,
wajahnya terlihat hampir mirip Hyejin. “eh~ aku..aku..”
“tidak apa-apa kalau lupa. Aku Kim InYoung,
adik Hyejin Eonnie. Masih tidak ingat?” ia menyibakkan rambutnya.
“Ah~! Iya, apa kabar.” Hoon
membungkukkan badanya, di ikuti InYoung yang membalas salam hormatnya.
“kau jadi sedang bicara dengan
Hyejin? Kenapa wajahnya merah sekali?” tiba-tiba saja Hyejin
pingsan,”eeehhh!!!”
***
Kenapa wajahku panas sekali. Setiap
dia menyentuhku, aku bisa merasakan jantungku berdegup-degup. Aku suka sekali.
Suka sekali dia. Tapi bagaimana? Dia kan artis. Apa aku bisa, oh~! Bukan! Apa
dia mau pacaran denganku? Owh~ membuat kesal saja. Dia kan mantanku, haduh~ apa
yang aku pikirkan…???! Hyejin, fokus…fokuuusss~
“apa dia sudah sadar?” suaranya
terdengar sedikit berat.
“aku rasa belum.” Jawab seseorang
yang suaranya bisa dikenal Hyejin.
“tapi hyung, dia sudah lama sekali
pingsan.” Yang ini suaranya lembut dan manis.
“oh~ bagaimana ini, oppa? Apa harus
dibawa ke rumah sakit? Kami tidak punya uang.” Suara seorang gadis pun muncul.
Lalu,,,
“emmh~ Hoon, aku juga sama. Ehehe~”
Hyejin mengigau.
“dia mengigau, hyung!” teriak seseorang
tepat di telinga Hyejin.
“dia ini. Menyusahkan sekali.”
Gadis itu berbisik,”eonnie, kapan kau mau bangun? Hoon sekarang sedang
menatapmu tanpa berkedip.”
SYUUTTT!
“benarkah!” Hyejin membuka matanya
yang ada di depannya adalah para member U-Kiss dan adiknya, InYoung”ini di~”
“apartemen U-Kiss. Kau tidak bilang
kalau Oppa sekarang adalah member. Aku juga tidak akan tahu kalau Oppa sudah
jadi setampan itu kalau saja kau tidak pingsan dan dia membuka topinya dan
kemudian dia-“ belum selesai InYoung bercerita, Hyejin berlari ke wastafel
dapur dan mencuci bibirnya,”apa yang- oh! Ahahaha~ Eonnie, dia tidak menciummu.
Apa yang ada di otakmu?” Hoon melempar InYoung dengan sapu tangannya dan
membuatnya tidak tertawa lagi.
Hyejin terlihat malu sekali. Dia
berjongkok diantara tingginya meja makan dan wastafel. Menyembunyikan wajahnya.
‘Hyejin, kau bodoh sekali.’ Gumamnya sambil memukul pelan kepalanya.
“cepat bangun.” Pinta Hoon dan
dijawab gelengan kepala oleh Hyejin,”hah~ sampai kapan kau akan begitu. Kau
tadi mengigau tentang aku ya? Sudahlah, ini tidak akan di bicarakan lagi.
benarkan?” Hoon melempar pandangannya pada member.
“Ne~¯¯”
seperti nada, para member menjawabanya dengan Aegyo.
InYoung menatap mereka,”oh~
apa-apaan itu. kenapa tidak menjawab bisa saja.”
“itu namanya seni. We are Idol. “
Dongho mendekati gadis itu dan menekankan kata ‘Idol’.
“oh~ Aish~ anak ini.” InYoung
menggerutu.
“kau bukan KissMe?” Dongho menatap
lekat-lekat wajah InYoung.
InYoung melangkah mundur, menabrak
tubuh Eli. “apa? Oh~ Ahahaha~… tentu saja bukan. Apalagi kau, aku bukan fansmu.
Aku~ oh! Aku fans Eli oppa! Oppaaa! Beruntung sekali aku bertemu denganmu!!!
Ahahaha-aahaha`” InYoung menarik-narik lengan Eli dan Eli sepertinya tidak
keberatan. Dia hanya tersenyum dan itu membuat Dongho kesal setengah mati.
Tapi, kenapa?
Kembali ke Hoon.
Saat Hoon membungkukkan tubuhnya,
Hyejin tiba-tiba bangkit dan dahinya membentur kepala Hoon. “Aduuhh!!” Hyejin
mengusap dahinya dengan kasar dan langsung bangkit berjalan ke arah InYoung.
“Agghh~” Hoon juga mengusap-usap
dahinya dengan kasar.
“aduuh~ InYoung, ayo pulang!”
Hyejin secepat kilat menyambar gagang pintu, diikuti InYoung yang terburu-buru
menyambar tasnya dan tidak sengaja menginjak kaki Dongho.
“ARGGH!” Dongho mengelus jari-jari kakinya,”aduh,
anak itu.”
Soohyun menggaruk-garuk kepalanya.
“aku jadi bingung. Hari ini kenapa ya?”
“aku juga bingung. Aku dan AJ
berangkat ke tempat pemotretan Kiseop ya, Manajer Hyung sudah di bawah. Ayo,..”
ajaknya pada AJ.
“ne~ selamat jalan. Hati-hati di
jalan.” Jawab Kevin,”hiya~ makne, sampai kapan kau mau duduk disitu? Dia kan
tidak membuat jarimu patah.” Kevin menggodanya.
“kau memar. Kevin, cepat ambilkan
kompres. Aigoo~ kenapa bisa begini?” Soohyun malah mengurusi Hoon dan bukan si
Makne.
“hiya~! Hyung! Aku lebih
membutuhkan!” protes Makne pada Kevin yang terburu-buru membawa kompres ke
kamar Hoon,”Hyung!!! Hyuuuungg!!!”
Kevin berhenti dan membuka kotak
P3K untuk Dongho,”kau ini~. Apa dia mematahkan tulangmu?”
“tidak juga, Hyung. Tapi, dia
sengaja menginjaknya. Hyung,..”nada bicara Dongho melemah,”aku kenal InYoung.”
Kevin mengadahkan wajahnya,
terkejut. “benarkah? Bagaimana bisa?”
“kau ingat peristiwa anak Tomboy di
sekolahku, di awal masa Trainee kita?
Itu.. gadis yang merobek PR-ku karena aku kira dia meminta tanda tanganku dan
rupanya aku menandatangani surat pindahnya. Kau ingat?” Dongho
menjentik-jentikkan jemarinya.
“OOOOHH!!” huruf O bundar masuk ke
telinga Dongho,”aku tahu, aku tahu! Aku ingat. Dia? Dia itu? kenapa bisa cantik
sekali? Bukannya dulu itu dia mirip laki-laki?”
Dongho manggut-manggut mendengar
pernyataan Kevin. “aku juga berpikir seperti itu.” Ciiiinggg!!! Dongho menatap
Hyungnya curiga dan keduanya terkekeh bersama.
“InYoooouuunggg!!!” kekeh keduanya
bersamaan.
***
Seperti biasanya, kedai kopi ini
tidak ramai. Hanya melayani setidaknya 5 orang dalam sehari. Itulah sebabnya InYoung
harus bekerja di tempat lain untuk mencari uang. Disinilah mereka bertiga hidup.
Jan Kyung, adik laki-laki Hyejin tidak bekerja. Dia sekolah hingga sore,
sehingga tidak sempat membantu. Otaknya sangat cerdas di banding Hyejin dan InYoung
jadi, mereka yakin nasib Jan Kyung akan lebih baik dari mereka berdua.
“aku berangkat.” Jan Kyung
berpamitan.
“hati-hati di jalan.” Jawab
Hyejin,”kau tidak kerja, InYoung?”
InYoung terkejut mendengar
pertanyaan Hyejin dan terbata-bata menjawabnya. “a- a- a-..Eonnie, kau jangan
marah ya? Sebenarnya aku.. aku dikeluarkan dari sana. Pak Choi bilang, dia akan
menutup usahanya dan menjualnya. Aku bekerja disini saja ya?” Hyejin tidak bisa
marah. Tentu saja tidak boleh, diakan seorang kakak.
“bagaimana aku bisa marah?” Hyejin
membersihkan kaca etalase kedainya,”lalu sekarang bagaimana? Hutang Ayah masih
banyak sekali yang harus dibayar, dan Jan Kyung juga.. ah~ aku bisa mati kalau
begini.” Keluhnya sampai-sampai kain lap-nya dipakai untuk mengelap wajahnya.
“jangan!” InYoung berteriak dari
balik kasir,”kalau kau mati, aku dan Jan Kyung bagaimana? Aku dan Jan Kyung
ikut kau mati saja.”
Lagi-lagi karena saking kacaunya
otak Hyejin, ia mengelap wajahnya dengan kain lap kaca,”apa? Oh, Ya Tuhan.
Kalau begitu, suru Jan Kyung pulang dan mari kita berpesta karbol dan ampas
kopi.”
InYoung meracau,”kau mengajak kami
bunuh diri? Eonnie~”
“iya! Tentu saja tidak. Walau
bagaimanapun kau akan jadi arwah gentayangan kalau bunuh diri. Haduh… sekarang
bagaimana?!” Hyejin menangis dengan Lap kaca sebagai tissue-nya.
Didepan meja kasir, InYoung juga
menangis. “aaaahhahhhh~ iibuuuu~”
***
“Hey, nak! Cepat bawa makanannya
kemari!” teriak seorang Staf.
Anak laki-laki itu segera membawa
makannannya. “ini Tuan Han.” Staf itu berterima kasih dan menunjuknya untuk
pergi menawarkan makannan pada Idol Group pemotretan itu,”Annyeonghaseo~ Ini
kotak makannya.” Ia membagikan kotak yang ia bawa.
“gomapsumnida~.” Jawab Kevin ramah
dan mengelus kepalanya.
“siapa namamu?” tanya Eli sambil
membuka kotak makannya.
“Jan Kyung. Kim Jan Kyung.” Ia
mengadahkan wajahnya dan Hoon mengenal wajahnya.
Hoon memanggilnya sebelum ia
pergi,”kau kenal aku?”
Jan Kyung menatapnya dengan
seksama. “tidak. Apa aku mengenal Hyung?”
AJ memberikan tatapan seperti
mengatakan ‘kenapa banyak sekali yang kau kenal akhir-akhir ini?’
“AJ, kau tidak mengenalnya?” AJ
menjawabnya dengan gelengan kepala, Hoon memutar otaknya untuk menjawab
pertanyaannya.
Dongho menggigit ayam-nya,”aku kira
kau mirip temanku ketika pertama kali masuk SMP. Namanya Kim InYoung.”
“yang kemarin itu? yang kakaknya
kalau tidak salah namanya Hyejin? Benar namanya Hyejin, Hoon?” Kevin
menambahkan. Hoon belum merespon.
“kakakku namanya Kim InYoung dan
Kim Hyejin tapi apa mereka yang kalian maksud?” anak itu tampak manis, wajahnya
mirip Taemin SHINee pada awal debut.
“kau bilang namamu Jan Kyung ya?
Kau punya kedai kopi?” tanya Hoon dan Jan Kyung menjawabnya dengan anggukan
yang cepat,”oh! Berarti tidak salah. Eh! Kenapa kau tidak sekolah? Bukankah
kata Hyejin kau sekolah.” Wajah Jan Kyung seperti mengatakan ‘aku ingat orang
ini! Mantan pacar Noona!’. Dia tertawa ringan dan kemudian, berlari sekuat
tenaga. “Hey!” Hoon mengejarnya, namun Soohyun menangkap anak itu.
Soohyun memegang lengan Jan
Kyung,”mencari anak ini, Hoon? Kenapa dia?”
“tidak apa-apa. Hyung, waktu break
tinggal berapa?” Hoon mengambil Jan Kyung dari Soohyun.
“um… 10 menit. Katanya, kamera
mereka ada yang rusak. Jadi, 10 menit lagi baru akan mulai.” Ujarnya.
Kiseop meneliti wajah Jan
Kyung,”kenapa aku merasa dia mirip Taemin SHINee ya?”
“benarkah?” Soohyun juga
menatapnya,”benar mirip. Saat Taemin SHINee debut!”
“sudah ya. Hoon, aku permisi
sebentar. Ayo, ikut aku.” Hoon membawa Jan Kyung ke toilet.
“apa itu adiknya? Kenapa tidak
mirip?” Soohyun menawarkan kentang gorengnya pada Kiseop.
“bukan mungkin itu adik Taemin.”
Soohyun mengibas-kibaskan
tangannya,”Taemin kan hanya 2 bersaudara, mana mungkin. Sudahlah. Hoon memang
aneh. Ada Hyejin, InYoung, sekarang ada seseorang yang mirip Taemin. Maksudnya
apa ya?”
“Hyung, sisanya untukku saja ya?”
Kiseop menarik bungkus kentang goreng dari tangan Soohyun.
***
Toilet benar-benar aman dari
siapapun. Setidaknya ini juga karena toiletnya sudah 2 hari rusak, jadi tidak
lagi di pakai. “kenapa kau tidak sekolah?” Hoon melipat tangannya seperti Ayah
memarahi anaknya.
“Hyung, aku mohon. Jangan katakan
pada Noona kalau aku tidak sekolah dan malah bekerja. Hyuuung~ aku mohon.” Jan
Kyung menggosok-gosok telapak tangannya.
Hoon menurunkan lipatan
tangannya,”baiklah aku janji. Tapi, kau harus cerita sesuatu.”
“tapi, Noona bilang aku tidak boleh
cerita pada orang lain.” Jan Kyung menggelengkan kepalanya.
“ya sudah, aku telepon Hyejin untuk
menjemputmu disini.”
“JANGAAAN!” Jan Kyung
memelas,”heheh~ hyung, baik-baik. Aku akan cerita. Jadi, kau tahukan kalau Ayah
dan Ibu sudah tidak ada? Sekarang hanya ada Hyejin dan InYoung. Mereka bekerja
untuk aku dan juga hutang ayah. Hyejin bodoh sekali, dia tidak bisa berdagang.
Hyung bisa lihat sendiri kalau kedai kopi kami menyedihkan. InYoung juga
begitu, dia merahasiakan tentang tempat kerjanya yang akan di jual. Dia sudah
tidak kerja hampir seminggu, tapi dia tidak berani memberitahu Hyejin. Aku
saja, tahu karena aku lihat tempat kerjanya sudah kosong. Sekarang bagaimana
lagi? jatuh tempo hutang Ayah tiga hari lagi, sedangkan uang-nya masih sangat
kurang. Aku terpaksa pura-pura sekolah, padahal aku kerja. Upahnya lumayan,
bila di tambah dengan uang yang diberi Noona untuk biayaku sekolah, setidaknya
hutang ayah kurang emmm… setengahnya lagi karena bunganya juga harus dibayar.”
Hoon diam saja.
“begitu, hyung. Kau mendengarku?”
“benarkah? Jadi ini soal hutang
Ayahmu? Berapa hutangnya?” tanyanya.
Jan Kyung berpikir sejenak,”aku
mendengar noona menyebut nominal yang berbeda setiap hari. Aku bingung, hyung.
Sudah ya, itu sudah cukup kan? Aku kerja dulu ya. Oh iya! Kau kan artis, kau
harus memberiku tanda tanganmu nanti saat main ke kedai. Mungkin saja kedai
kami akan ramai nantinya. Aku pergi ya. Hyung, Fighting! Selamat ya, hyung. Kau
tampan sekali, aku sampai tidak mengenalmu. Kalau Noona melihatmu, mereka pasti
sudah bertengkar mendapatkanmu. Hahaha~” katanya sambil melenggang pergi.
“Jan Kyung!” Hoon memanggilnya,”apa
Ayahmu berhutang pada Tuan Zeng?” dan Jan Kyung mengangguk.
***
Kliiingg~
Pintu kedai berbunyi. Hyejin segera
keluar bersama InYoung untuk menyambut pelanggan. “selama-“ mereka menahan
sambutan mereka”-t datang..”
Yang muncul dari pintu adalah Hoon
dan Dongho. Saat Hoon bilang dia mau ke kedai Hyejin untuk mengundangnya datang
ke acara fansign besok, Dongho bilang dia mau mengundang InYoung juga. “kenapa
kau begitu? Kau tidak mau lagi menyapaku?” Dongho menyindir InYoung.
“tidak. Bahkan aku tidak sudi
menjual kopi kedai kami padamu.” InYoung membalasnya.
“tapi aku ini Idol, kau akan bangga
kalau kedaimu ini pernah aku masuki apalagi kalau aku bilang kedai ini ‘tidak
enak’, ‘rasa kopinya kacau’, atau yang lainnya. Kau bisa apa?” Dongho
menyombongkan diri.
InYoung sudah ingin melemparnya
dengan gelas susu-nya. “oh! Hyung!” Jan Kyung keluar dan menyapanya,”apa kabar?
Ini kan hyung yang kemarin!”
“dimana kau bertemu mereka?” Hyejin
curiga.
“ah-“ mulut Dongho ditutup oleh
Hoon.
“ehehe~ aku bertemu Hyung-hyung ini
saat di dekat sekolahku. Mereka sedang pemotretan. Iya, pemotretan.” Jan Kyung
tertawa aneh,”benarkan, hyung?”
Dongho menganggukan kepalanya tanda
setuju.
***
InYoung meletakkan cangkir terakhir
untuk Dongho. Sinar matahari menyinari wajahnya dan Dongho yang ada di dekatnya
bisa melihat jelas mata InYoung yang indah. “terima kasih.” Dongho tersenyum.
“ku kira kau tidak tahu sopan
santun.” Ucap InYoung ringan.
‘apa? Ah~ aku tidak suka gaya
bicaranya’, gumam Dongho dalam hati dengan kesal.
“sebenarnya ada apa?” Hyejin
membuka pembicaraan.
Hoon menyerahkan sebuah CD U-Kiss
pada Hyejin. “datanglah ke acara Fansign. Aku mohon. Setidaknya kita pernah
jadi teman dan juga masih akan jadi teman bagiku.” Hyejin tidak menjawab. Cover
CD itu ada wajah Hoon. Wajah yang berbeda dengan yang ia kenal ketika Hoon
bukan siapa-siapa.
“sendirian?” Hyejin mengangkat
alisnya.
Dongho tersenyum,”untung saja aku
ikut denganmu kan, Hyung. Ini. Yang ini untuk InYoung. Ini juga permintaan
maafku karena waktu itu aku tidak sengaja mengira kau fansku dan akhirnya
menandatangani surat pindahmu.” InYoung tersipu karena Dongho baik
padanya,”tapi sebenarnya hal ini sudah impas karena kau sudah merobek PR-ku
waktu itu dan membuatku dihukum Nona Vicky.” Raut wajah InYoung berubah lagi
seperti ‘aku mencabut pujiankku!’.
“lalu kenapa kau mengundangku?
Oppa, apa tidak ada orang lain yang bisa mengundangku? Maksudku, aku tidak mau
memakai undangannya.” InYoung menunjukkan Aegyo-nya.
“kenapa kau menunjukan Aegyo-mu
pada hyung! Teruslah bermimpi member lain akan juga mengundangmu.” Ucap Dongho.
InYoung mencibirnya,”kalau Hyejin
mau pergi, artinya aku juga harus dengan terpaksa pergi dengan itu.” menunjuk
CD dari Dongho.
“Hyejin, aku harap kau datang. Dulu
aku pernah bilang kan, kalau aku akan sukses. Kau harus datang ke debut ku
nanti.” Hoon tersenyum, Hyejin tersihir. Dia tidak bisa menolaknya.
“Oh, Omma~…” InYoung mengambil CD
dari Dongho,”sepertinya Hyejin akan datang. Oppa tenang saja, kami akan datang.
Oh! Untuk kau, Shin Dongho! Karena aku bukan fansmu, aku akan berpura-pura saja
jadi fansmu. Histeris dan ingin menyentuhmu. Apa perlu aku lakukan agar aku
tidak kelihatan mengenalmu sebagai teman SMP-mu.”
“tidak perlu.” Dongho menjawab
ponselnya,”ya? Oh, tidak. Kami sudah hampir selesai. Baik. Iya. Aku dan hyung
segera kesana.”
Hoon menoleh padanya,”siapa?
Soohyun Hyung?”
Dongho menggeleng,”Eli hyung, dia
bilang kita harus latihan sebentar lagi. Manajer hyung akan menjemput sekitar 5
menit lagi.”
“aku akan pergi.” Hoon kelihatan
senang,”soal itu. aku sudah tidak marah lagi. jangan bicarakan itu lagi. aku
tetap jadi temanmu.. em~ selamanya.”
Uhhhuuukk~uuhhhuuukkk~
Dongho dan InYoung batuk secara
bersamaan. “aku harap manajer segera datang.” Ujar Dongho.
“aku rasa kami harus menutup kedai
setelah ini.” InYoung geli sekali melihat kakaknya yang canggung.
Hoon tidak peduli. Dia senang dan
Hyejin juga senang.
***
KissMe ramai sekali. Mereka semua
berteriak histeris saat member U-Kiss masuk ke ruangan itu dan memulai Fansign.
Ada yang menangis, memberi hadiah, histeris, dan bahkan ada yang masih
meng-elu-elukan nama Kibum dan Alexander Oppa. Acara tiba-tiba dihentikan. Sang
MC mengambil alih acara.
“nanti kita akan melanjutkannya
lagi, tapi… kami akan melakukan Fan Surpraise!” MC wanita itu melihat ke arah
Soohyun.
“ne~. Jadi, saat awal KissMe masuk
kemari, kami meminta anda untuk mengisi alat musik apa yang bisa anda mainkan
dan lagu U-Kiss apa yang bisa anda mainkan bersama alat musik anda.” MC wanita
itu manggut-manggut mendengar penjelasan Soohyun,”jadi, kami akan mengocok nama
kalian dan akan ada 2 orang yang bisa berdiri disini untuk menyanyi bersama
kami dengan iringan musik orang tersebut.”
KYYYAAAAA!!!
Semua fans histeris. “wah
sepertinya sudah pada histeris. Nah, bagaimana kalau kita undi sekarang?” MC
itu mempersilahkan.
Kevin dan Eli yang mewakili U-kiss
mengambil kocokannya. Mereka semua berkumpul dan melihat kertasnya kemudian
tiba-tiba saja tertawa kecil.
“ini tidak sengaja.” Ucap Kevin
pelan
“padahal kita kira harus curang.”
Kiseop juga tertawa kecil.
“mari kita lihat seberapa bagus
permainan mereka.” Bisik Soohyun pada Hoon,”itu menjawab pertanyaanku
peristiwa-peristiwa kemaren. Hehehe”
“mereka yang terbaik.” Hoon
mengerling.
“nah! Silahkan dibaca!” ujar MC
itu.
Kevin tersenyum dan melambai
sebentar,”no. 58 Kim InYoung…”
“…dan no.59 Kim Hyejin!!!” seru Eli
yang membuat semua fans yang bukan namanya histeris dan menangis.
InYoung menunjukkan wajah
terjeleknya. “setelah ini aku akan menyulap wajah Shin Dongho jadi Kue Kering.”
Gumamnya dalam hati.
“jadi ini maksudnya kita harus
berlatih tadi malam?” Hyejin juga sama kesalnya,”dasar pria. Dimaafkan, lalu
buat salah lagi. lalu dimaafkan lagi, lalu mengulanginya lagi.”
“U-Kiss” gumam mereka berdua
bersamaan.
MC wanita itu mengelu-elukan untuk
mereka segera turun. Tapi keduanya sangat kesal sampai rasanya ingin kabur dari
tempat itu. “haruskah member menjemputnya?”
KYAAAA!!!
Glodaaak ddhuuuaaar!
Para KissMe pingsan semua karena MC
itu membuat mereka cemburu pada Kim bersaudara. Namun sepertinya para member,
tidak keberatan. Ketujuh dari mereka mengangguk. “tadi sudah ada Soohyun ssi,
Kevin ssi, dan Eli ssi. Bagaimana kalau kita minta AJ dan Hoon menjemput?”
suara semakin menggila,”oh! Saya mau makne dan Hoon yang menjemput bagaimana?
Let’s go!” MC itu tanpa babibu, menyuruh mereka menjemput.
Podium semakin ramai. Berteriak
nyaring sekali. Sesekali mereka meng-elu-elukan kata ‘U-Kiss~U-Kiss’ lalu
waaaaaaa~
Hoon dan Dongho sampai. Hyejin
kesal, tapi dia tahu cara membalasnya. “gomapsumnida, oppa.” Hyejin mencengkram
tangan Hoon dan membuatnya menahan sakit,”eheheheh~ aku fans beeeeerraaatmu…
eehehhehe~”
Dibelakang, Dongho memegang
InYoung,”oppa! Terima kasih sudah menjemput. Aku faaaaannnnsss beratttt
muuu!!!” lalu juga sama seperti kakaknya, ia mencengkram tangan Dongho dan
membuatnya merasa cukup kesakitan.
“Kim InYoung. Ehehehe~” Dongho
meringis menatap InYoung yang tampak Innocent.
Akhirnya mereka sampai di panggung.
“kalian mirip. Kalian kakak beradik?” tanya MC itu.
“ne~. Aku, Kim Hyejin.” Hyejin
memberi hormat.
“aku, Kim InYoung.” InYoung
memberikan hormat juga.
“wah… kalian cantik sekali. Oh~
siapa idolamu di U-Kiss?” tanya MC itu.
Hoon dan Dongho berharap disebut.
Hyejin menatap cukup lama pada Hoon dan membuatnya malu. “aku suka AJ oppa.”
Katanya singkat dan membuat Hoon merasa malu karena telah membuat ekspresi yang
berlebihan.
“oh, sayang sekali ya, Hoon. Mari
coba lain kali. Dan Kau, Nona InYoung?” Mc itu bertanya padanya. InYoung
sengaja masih menggenggam tangan Dongho dan Dongho masih meringis. “sepertinya
aku sudah tahu jawabannya ya. Makne?”
InYoung menggeleng,”oh~! Aku minta
maaf, oppa. Bukan- bukan-! Bukan Dongho oppa.” Ia melepaskan tangan Dongho dan
membuat Dongho syok,”aku suka Kevin Oppa.”
Kevin dapat Jackpot dan Dongho
dapat syok terapi. ‘kenapa hyung? Bukannya aku yang mengenal InYoung?’ gumam
Dongho dalam hati sambil merapikan bajunya.
“ah~ begitu ya. Aku baca kalian
bisa memainkan Piano dan juga Biola. Bisa kita mulai?” semua member setuju.
Hyejin menatap piano di depannya
dan begitu pula InYoung yang rasanya ingin menangis karena melihat biola. Eli
mendekati keduanya,”tidak apa-apa. Aku tahu ini ada hubungannya dengan
kenanganmu bersama orang tuamu. Tapi, kau harus membuat mereka bangga karena
ini. Karena kalian bisa memainkannya di depan banyak orang.”
Semua member berkumpul
menyemangatinya. “0330. Kau tahu kan?” tanya AJ pada Hyejin dan InYoung,”Hyejin!
InYoung! Fighting!”
“semuanya!” perintah SooHyun.
“HYEJIN! INYOUNG! FIGHTING!” seru
semua member U-Kiss dan membuat KissMe meresponnya.
“U-KISS FIGHTING!!!”
Sesaat hening.
Hyejin memulainya…
0330 song by U-Kiss feat
Hyejin-InYoung start!
Hari ini, entah ini kado indah dari
siapa, tapi Hyejin dan InYoung bisa merasakan ayah dan ibunya hidup lagi.
Membuat mereka tegar. Setelah ini, bagaimana? Besok, makelar itu akan datang
dan menyita semuanya. Sampai saat itu, Hyejin masih belum mengfungsikan otaknya
untuk melindungi adik-adiknya dan kedai itu. tapi, seseorang telah
menyiapkannya.
Hyejin menitikkan air matanya.
“Ibu~ aku rindu…”
InYoung dengan jiwa kerasnya, ia
tidak bisa menangis sekarang. Yang bisa ia lakukan adalah tersenyum dan tertawa
bersama U-Kiss.
***
“wah~!!! Kalian berbakat sekali.”
MC mulai memuji,”Gadis-gadis Kim yang sangat berbakat ya. Kami semua yang ada
disini berdo’a supaya Ayah dan Ibu kalian diberikan tempat terindah di surga.”
Semuanya kembali bersorak.
“Oh~ kami juga punya hadiah khusus
untuk Hyejin dan InYoung.” Kata AJ.
Hoon memberikan sebuah Kado kecil
pada Hyejin dan sebuah boneka beruang lucu diberikan Dongho pada InYoung. Hyejin
tersenyum normal, sedangkan InYoung bersikap seperti fans fanatik U-Kiss.
“gomapsumnida~” seru keduanya.
***
Ketiga adik kakak itu duduk di salah
satu meja kedai mereka. Memasang wajah sedih. Ramen mereka juga sudah dingin.
Sesekali menghela nafas panjang lalu mengusap matanya. Dari luar, tampak hujan
rintik-rintik. Kaca kedai berembun, hari ini akan jadi hari yang buruk. Tinggal
tunggu Tuan Zeng menghampiri mereka, mengambil rumah ini dan kemudian mengusir
mereka bertiga.
Tepat jarum panjang di 12 nanti,
Tuan Zeng berjanji akan datang. “Noona, aku mau mengakui sesuatu.” Jan Kyung
mengeluarkan amplop cokelatnya dari bawah meja,”ini uang yang kau dan InYoung
berikan padaku untuk sekolah tapi, aku tidak pergunakan. Aku tahu hal ini akan
terjadi, jadi… aku menyimpannya. Jumlahnya juga sudah termasuk uang yang aku
dapatkan dari bekerja di pemotretan sebagai pesuruh. Aku minta maaf.”
Mata Hyejin dan InYoung membelalak
lalu kemudian biasa kembali. “sudahlah. Lupakan saja. Aku tidak akan marah.”
Hyejin memegang bungkusan itu,”jumlahnya?”
“setengah dari hutang.” Ujar Jan
Kyung.
“masih kurang setengahnya.” InYoung
menundukkan kepalanya.
“tapi setidaknya mereka hanya akan
mengambil setengah atau sedikit bagian dari rumah ini. Benarkan?” Jan Kyung
yang polos tertawa riang.
“apa?!” Hyejin mengambil lap meja
yang ada di sebelahnya,”kau pikir, mereka hanya akan mengambil pintu itu atau
atap rumah ini saja?! Kau mau tinggal disini tanpa atap atau jendela atau
bahkan lantai?”
Jan Kyung menggeleng. “kau ini
cerdas, atau cerdas sih? Sebaiknya kau diam saja.”
Teeeng~Teng~Teeeengggg~
Jan Kyung menjatuhkan
sumpitnya,”tamat riwayat keluarga Kim.”
“Benar-benar tamat.” Keluh InYoung
sambil memakai tudung jaketnya menutupi kepala hingga separuh wajahnya karena
besarnya tudung itu.
“hu~ omma~!” Hyejin menangis dan
menyekanya dengan lap meja,”Ayah, kenapa kau lakukan ini? Kenapa kau berhutang.
AAAAhhahahahaha~Aaaaaaahhhhaaaaaa…”
Klingg~Tingg
Suasana kedai itu kacau. Tidak ada
barang yang berantakan, hanya saja penghuninya yang kacau. Yang sulung, Kim
Hyejin menangis dengan sangat keras, sementara Kim InYoung-anak kedua-menangis
didalam tudungnya, dan anak terakhir, Jan Kyung sibuk menggeret koper mereka.
“apa yang terjadi disini?” tanya
seorang pria pada temannya.
“bukankah kita sudah membantunya?”
seorang lagi bicara pada yang lain.
“Tuan Zenggg…” Hyejin berbicara
sambil menangis,”ambil saja yang kau mau.. aku tidak bisa mem-… me-…
membayarnya…huaaaahaa~..”
“Tuan Zeng?” seorang dari mereka
bertanya.
“kau tidak lihat isi kado kemarin
ya, Hyejin?” tanya seorang pria yang suaranya ia kenal.
DOEEENG
“dia bilang ‘Hyejin’? ‘kado
kemarin’?” keduanya saling berpandangan.
“Nunna, ini kado apa?” tanya Jan
Kyung,”OH!”
Hyejin dan InYoung berlari
menyambar kado itu tanpa melihat sebenarnya siapa yang datang. Jan Kyung
terpaku melihatnya. “Noo- Noo- Noona…”
“nanti saja Jan Kyung.” Sahut
Hyejin.
“OH! Ini!” seru InYoung.
“surat?” keduanya bertatapan,”untuk
Hyejin dan InYoung. Jangan khawatir untuk masalah Tuan Zeng. Kami sudah
menyisihkan beberapa Won kami untuk kalian. Terutama Hoon dan Dongho yang bodoh
itu. Mereka penyumbang terbanyak. Tapi, bukan itu intinya. Ini honormu karena
sudah tampil di panggung. Terima kasih karena sudah mengiringi kami. Dan satu
lagi, Hoon kemarin bertemu Tuan Zeng dan melunasi hutang kalian langsung
padanya. Jadi, besok kami akan datang untuk menikmati kopi dan kue kering
gratis dari kedaimu sebelum melanjutkan promo album kami. Kalian mengerti?
Sampai jumpa besok. U-Kiss.” Keduanya bertatapan.
“sudah sadar?” tanya Hoon.
Hyejin langsung berlari dan memeluk
Hoon,”kenapa kau baik sekali? Aku terharuuuuu~…”
InYoung segera berlari dan Dongho
bersiap menerimanya, namun InYoung malah memeluk Eli,”aku kira Tuan Zeng akan
membunuh kami hari ini.” Dongho kecut.
“kenapa kalian saling berpelukan!”
protes Jan Kyung,”hiya~!”
Keduanya langsung mundur dan
kembali sadar. “terima kasih banyak. Aku tidak tahu kalau kalian akan membantu
kami. Lain kali, akan kami ganti.”
“minta ganti saja pada Hoon.” Goda
AJ sambil merangkulnya.
“iya. Tapi, lagipula Hoon
sepertinya tidak berniat untuk meminta ganti.” Soohyun ikut-ikutan menggoda
Hoon.
“terima kasih ya. Lain kali, aku
akan datang di Fansign lagi! sekarang aku KissMe.” Seru InYoung bangga.
Dongho memelototinya,”kau? Tidak-
tidak- kau tidak boleh. Kami tidak menerima fans aneh sepertimu! Kau meremas
tanganku sampai hampir patah. Kau sadar?”
“anak ini~” InYoung menggandeng
Kevin,”oppa, Dongho tidak mengijinkan aku menjadi fans U-Kiss. Apa bernar tidak
boleh?”
“tentu saja boleh! Ahaha~” sahut
Kevin cepat.
“aku buatkan kau kopi terenak di
kedai ini.” Seru InYoung senang.
“penjilat.” Cicit Dongho
Tiba-tiba Hyejin teringat sesuatu.
“hey, Jan Kyung! Kau bilang apa tadi? Kau tidak sekolah dan malah bekerja di
tempat apa?”
“oh! Kemarin kami bertemu di studio
pemotretan. Dia mengantarkan makanan kami, bukan begitu Hoon?” kata Kiseop
bangga.
Hyejin menyambar kemoceng di
dekatnya,”HIYA~! Aku dan InYoung bersusah payah mencarikanmu uang lalu kau
seperti ini. Ah~ akan ku jadikan biji kopi kau kali ini. Hiyaaaa~!”
“Hyejin, Hyejin, tenangkan dirimu.”
Hoon menahan. Namun suasana benar-benar kacau karena InYoung dan Hyejin
menggila mengejar Jan Kyung . Sementara Jan Kyung sembunyi di belakang tubuh
Eli yang kekar. Hoon dan AJ dengan susah payah menarik Hyejin untuk mundur,
sementara InYoung tidak cukup untuk ditahan oleh Dongho dan Kevin. Hyung-hyung
maksudnya Kiseop dan Soohyun hanya tertawa melihat Dongsaeng-nya.
Pada akhirnya, Hoon berteman baik
dengan Hyejin. InYoung sekolah lagi, melanjutkan pendidikannya dan menjadi
teman baik Eli dan Kevin, tapi musuh bebuyutan Dongho. Kecerdasan Jan Kyung
membuat semuanya lebih baik, karena ia mendapat beasiswa ke Jepang. Happy
ending.
Semuanya
hanya fiksi belaka ya, chingu. Annyeong~ ^o^ Y
***
0 komentar:
Posting Komentar